AUDIT PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PROFILAKSIS BEDAH PASIEN CAESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUANG OBSTETRI-GINEKOLOGI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA PERIODE JULI-DESEMBER 2017

KULSUM, DEUIS UMI (2018) AUDIT PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PROFILAKSIS BEDAH PASIEN CAESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUANG OBSTETRI-GINEKOLOGI RSUD dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA PERIODE JULI-DESEMBER 2017. Sarjana thesis, STIKes BTH Tasikmalaya.

[img] Text (SKRIPSI)
31114012-Deuis Umi Kulsum.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Sectio caesarea (SC) adalah salah satu operasi bedah yang paling umum dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu proses kelahiran janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparotomi) dan dinding rahim (histerektomi). Penggunaan antibiotik profilaksis pada operasi bedah SC dapat mengurangi risiko infeksi yang berhubungan dengan komplikasi dan infeksi pascaoperasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan obat antibiotik pada profilaksis bedah pasien SC di ruang Obstetri-Ginekologi RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan secara non eksperimental (observasional) dengan rancangan analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pengambilan data rekam medis secara retrospektif pada periode bulan Juli-Desember 2017. Analisis data meliputi karakteristik pasien berdasarkan umur, status paritas, diagnosa, indikasi SC, usia kehamilan, kondisi keluar dan lama perawatan. Penggunaan antibiotik profilaksis bedah meliputi ketepatan jenis antibiotik, rute pemberian, dan waktu pemberian berdasarkan standar WHO. Dari 115 pasien yang diteliti diketahui bahwa kejadian SC paling banyak terjadi pada umur 20-35 tahun (80,87%), status paritas G1P0A0 (35,65%), diagnosa SC+IUD (91,30%) dengan indikasi Pre Eklampsia Berat (23,48%), lama perawatan 3-4 hari (50,44%), usia kehamilan aterm (65,22%) dan kondisi keluar RS membaik (100%). Antibiotik profilaksis bedah yang digunakan pada semua pasien SC adalah sefalosporin generasi III yakni sefotaksim (52,17%) dan seftirakson (47,83%). Kesesuaian pemilihan obat antibiotik profilaksis dengan standar WHO (0%), ketidaksesuaian penggunaan antibiotik profilaksis bedah ini didukung dengan hasil leukositosis pasien pasca bedah SC sebesar 30,43% dan potensi interaksi antibiotik profilaksis sefotaksim dan furosemid sebesar 10,71%. Kata kunci: Antibiotik Profilaksis, Bedah sesar (Sectio Caesarea), RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: S1-Skripsi Farmasi
Divisions: Prodi Farmasi
Depositing User: Sherin Theresina Zaitun
Date Deposited: 28 Apr 2020 05:21
Last Modified: 28 Apr 2020 05:21
URI: https://repository.universitas-bth.ac.id/id/eprint/418

Actions (login required)

View Item View Item