Profil Pasien yang Mengalami Alergi Obat Antibiotik

Yuniar, Thurfah (2025) Profil Pasien yang Mengalami Alergi Obat Antibiotik. Sarjana thesis, Universitas Bakti Tunas Husada.

	Text (Abstrak) ABSTRAK_024507.pdf Download (244kB)
	Text (BAB I-BAB IV) BAB I- BAB IV_024521.pdf Restricted to Repository staff only Download (514kB) | Request a copy
	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA _024638.pdf Download (190kB)

Abstract

Program Studi SI Farmasi SI Farmasi Universitas Bakti Tunas Husada Thurfah Yuniar Profil Pasien yang Mengalami Alergi Obat Antibiotik Abstrak Alergi obat antibiotik merupakan masalah serius di layanan kesehatan karena dapat menimbulkan reaksi ringan hingga berat, termasuk anafilaksis. Antibiotik golongan β-laktam, terutama penisilin dan sefalosporin, merupakan penyebab tersering reaksi alergi.Penelitian ini menggunakan desain non-eksperimental dengan pendekatan cross-sectional secara retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien di RSU Permata Bunda Tasikmalaya dan RSUD Ciamis pada periode Januari 2021–Desember 2024. Sampel adalah seluruh pasien dengan riwayat alergi antibiotik yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95%. Dari total data yang memenuhi kriteria, diperoleh 13 pasien alergi antibiotik. Mayoritas pasien adalah perempuan (61,54%) dan kelompok usia 18–59 tahun (61,54%). Antibiotik tersering yang menimbulkan alergi adalah amoksisilin dan sefadroksil dari golongan β-laktam. Manifestasi klinis yang paling dominan adalah urtikaria (38,46%). Outcome menunjukkan 92,31% pasien sembuh dengan penanganan yang tepat, sedangkan 7,69% meninggal dunia. Analisis statistik tidak menunjukkan hubungan signifikan antara faktor demografi dengan kejadian alergi antibiotik (p>0,05). Prevalensi alergi antibiotik cukup tinggi, terutama pada golongan β-laktam. Meskipun tidak terdapat hubungan signifikan secara statistik, faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit tetap perlu diperhatikan dalam praktik klinis. Identifikasi awal faktor risiko dan pengelolaan cepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Kata kunci: alergi obat, antibiotik, β-laktam, profil pasien Abstract Antibiotic allergies are a serious problem in healthcare because they can cause mild to severe reactions, including anaphylaxis. β-lactam antibiotics, particularly penicillin and cephalosporin, are the most common causes of allergic reactions. This study used a non-experimental design with a retrospective cross-sectional approach based on patient medical records at Permata Bunda General Hospital in Tasikmalaya and Ciamis Regional General Hospital from January 2021 to December 2024. The sample consisted of all patients with a history of antibiotic allergy who met the inclusion criteria. Data analysis was performed using the Chi-Square test with a 95% confidence level. From the total data that met the criteria, 13 patients with antibiotic allergies were identified. The majority of patients were female (61.54%) and aged 18–59 years (61.54%). The most common antibiotics that caused allergies were amoxicillin and cefadroxil from the β-lactam group. The most dominant clinical manifestation was urticaria (38.46%). The outcome showed that 92.31% of patients recovered with appropriate treatment, while 7.69% died. Statistical analysis did not show a significant relationship between demographic factors and the incidence of antibiotic allergies (p>0.05). The prevalence of antibiotic allergies is quite high, especially in the β-lactam group. Although there is no statistically significant relationship, demographic factors such as age, gender, and medical history still need to be considered in clinical practice. Early identification of factors Keywords: Drug allergy, Antibiotics, β-lactams, Patient profile

Actions (login required)

View Item