GAMBARAN JUMLAH TROMBOSIT PADA WANITA MENOPAUSE

Suci, Derisa (2024) GAMBARAN JUMLAH TROMBOSIT PADA WANITA MENOPAUSE. Diploma thesis, UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA.

WarningThere is a more recent version of this item available.
[img] Text (Cover dan abstrak)
File 1.pdf

Download (298kB)
[img] Text (Bab I - Bab V)
File 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (Daftar Pustaka)
File 4.pdf

Download (424kB)
[img] Text (Artikel lengkap dan cek plagiarism)
File 6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

GAMBARAN JUMLAH TROMBOSIT PADA WANITA MENOPAUSE DESCRIPTION OF PLATELET COUNTS IN MENOPAUSAL WOMEN Derisa Suci1, Yane Liswanti2, Meri Meri3. Program Studi DIII Teknologi Laboratorium Medik, Universitas Bakti Tunas Husada, Indonesia Abstrak Menopause rentan terhadap kejadian kardiovaskular akibat adanya penumpukan lemak pada pembuluh darah, yang dapat menyebabkan paparan faktor jaringan yang berujung pada trombosis. Trombosit merupakan sel darah kecil yang memainkan peran penting dalam proses pembentukan bekuan darah (trombus) pada pembuluh darah yang mengalami cedera. Menopause juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular dan gangguan metabolisme serta peningkatan risiko osteoporosis dan patah tulang. Kebanyakan wanita mengalami menopause antara usia 45 sampai 55 tahun. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran jumlah trombosit pada wanita menopause. Penelitian ini dilakukan terhadap wanita menopause yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai populasi. Teknik jenis penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan observasional, dan sudah melakukan uji kode etik dengan No.064-01/E.01/KEPK-BTH/V/2024. Lalu pengambilan sampel dengan purposive sampling pada sampel dan identifikasi trombosit menggunakan metode otomatis dengan alat Hematology Analyzer. Keseluruhan responden yang mengikuti penelitian terdapat 20 responden dengan hasil jumlah trombosit normal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa diperoleh hasil jumlah trombosit pada 20 orang (100%) responden wanita menopause rentang usia 45 – 55 tahun dengan menggunakan metode otomatis yaitu jumlah tombosit normal. Kata Kunci: Kardiovaskular, Menopause, Trombosit. Abstract Menopause is prone to cardiovascular events due to the accumulation of fat in the blood vessels, which can cause exposure to tissue factors leading to thrombosis. Platelets are small blood cells that play an important role in the process of blood clot (thrombus) formation in injured blood vessels. Menopause is also associated with an increased risk of cardiovascular events and metabolic disorders as well as an increased risk of osteoporosis and bone fractures. Most women experience menopause between the ages of 45 to 55 years. The purpose of this study was to determine the description of platelet count in menopausal women. This study was conducted on menopausal women who met the inclusion and exclusion criteria as a population. This type of research technique is descriptive, with an observational approach, and has tested the code of ethics with No.064-01/E.01/KEPK-BTH/V/2024. Then sampling with purposive sampling of samples and platelet identification using automatic methods with Hematology Analyzer tools. The total number of respondents who participated in the study was 20 respondents with normal platelet count results. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that the results of platelet counts in 20 people (100%) of menopausal female respondents aged 45 - 55 years using the automatic method are normal platelet counts. Keywords : Cardiovascular, Menopause, Platelets. Pendahuluan Menopause merupakan salah satu dari serangkaian tahapan kehidupan seorang wanita, yang menandai berakhirnya tahun-tahun reproduksinya. Setelah menopause, seorang wanita tidak dapat hamil lagi kecuali jika dilakukan perawatan kesuburan khusus. Kebanyakan wanita mengalami menopause antara usia 45 hingga 55 tahun sebagai bagian alami dari penuaan biologis. Menopause disebabkan oleh hilangnya fungsi folikel ovarium dan penurunan kadar estrogen dalam darah yang bersirkulasi. Menopause juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular dan gangguan metabolisme serta peningkatan risiko osteoporosis dan patah tulang (WHO, 2022). Estrogen adalah hormon yang terdiri atas beberapa jenis senyawa yaitu estrone, estradiol, dan estriol. Estrogen merupakan hormon steroid yang berhubungan dengan organ reproduksi wanita dan bertanggung jawab untuk mengembangan karakteristik seksual wanita (Stachenfeld, 2014). Penyakit kardiovaskular dimulai dengan aterosklerosis. Aterosklerosis adalah proses penumpukan sel darah putih di dalam dinding arteri, dikombinasikan dengan penumpukan kolesterol dan peradangan yang menyebabkan pembentukan plak. Seiring waktu, pertumbuhan plak di dalam dinding dan lumen arteri dapat menyebabkan penyempitan dan pecahnya plak, yang menyebabkan iskemia atau infark miokard akibat agregasi trombosit. Trombosit bertugas dalam proses hemostasis dan koagulasi. Masa hidup trombosit rata-rata sekitar 10 hingga 12 hari (Roma & Ishwarlal, 2023). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran jumlah trombosit pada wanita menopause. Pemeriksaan ini menggunakan metode otomatis dengan hematology analyzer dan menggunakan antikoagulan K3EDTA. Menopause rentan terhadap kejadian kardiovaskular akibat adanya penumpukan lemak pada pembuluh darah, yang dapat menyebabkan paparan faktor jaringan yang berujung pada trombosis. Trombosit adalah sel darah kecil yang berperan penting dalam proses pembentukan bekuan darah (trombus) pada pembuluh darah yang mengalami cedera. Trombosit terbentuk dari megakariosit di sumsum tulang. Megakariosit adalah sel yang sangat besar dalam susunan hematopoietik dalam sumsum tulang belakang yang kemudian dipecah menjadi trombosit. Ketika trombopoietin distimulasi, fragmentasi dari sekitar perifer sitoplasma megakariosit menghasilkan trombosit. Megakariosit adalah hasil diferensiasi dari sel induk hematopoietik myeloid paling awal yang membentuk megakarioblas (Andika & Puspitasari, 2019). Studi Koeswardan mengatakan bahwa Hematology Analyzer merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi arus listrik atau berkas cahaya pada sel yang lewat. Alat tersebut mengukur sampel darah berupa whole blood yang disimpan pada tabung EDTA kemudian darah diisap oleh selang kuvet. Setelah itu, darah dialirkan masuk ke dalam alat untuk menganalisis sel secara sistematis sel (Ade Rosmuflichah, 2021). Nugraha menyatakan bahwa antikogulan K3EDTA digunakan untuk pemeriksaan hematologi karena garam kalium memiliki kelarutan 15 kali dibanding antikoagulan lainnya, sehingga gumpalan pada spesimen lebih sedikit, oleh karena itu antikogulan K3EDTA ini lebih sering digunakan di laboratorium (Wahyu et al., 2022). Menurut penelitian (Anna Maria et al., 2006), jumlah trombosit yang lebih rendah pada wanita setelah menopause dibandingkan pada wanita muda mungkin merupakan hasil dari penurunan konsentrasi estrogen. Menurut penelitian (Kulkarni & Hiremath, 2019), menemukan bahwa perubahan hematologi pada wanita pascamenopause yaitu hematokrit lebih tinggi dan jumlah trombosit lebih rendah. Beberapa hal di atas, penulis ingin mengetahui gambaran jumlah trombosit pada wanita menopause Metode Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui gambaran jumlah trombosit pada wanita menopause. Penelitian ini melibatkan wanita menopause Kelurahan Sukalaksana Kota Tasikmalaya yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian yang dilakukan pada 20 responden mempunyai nilai jumlah trombosit yang normal. 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3 Distribusi Pemeriksaan Trombosit Pada Wanita Menopause Berdasarkan Usia Responden No Rentang Umur (Tahun) Frekuensi (N) Persentase (%) 1 45 – 54 14 70 2 55 – 65 6 30 Jumlah 20 100 Pada tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki rentang usia 45 – 54 tahun dengan jumlah responden sebanyak 14 (70%), usia 55 – 65 tahun dengan jumlah responden sebanyak 6 (30%). Menurut penelitian Yang (2020), tingkat jumlah trombosit dan lebar distribusi trombosit meningkat pada orang dewasa lanjut usia dengan sindrom metabolik (Yang et al., 2020). Hasil pemeriksaan jumlah trombosit pada orang dewasa lanjut usia (55 – 65 tahun) dengan jumlah responden sebanyak 6 (30%) memiliki hasil jumlah trombosit di rentang yang normal yaitu 150.000 – 450.000 sel/mm3. Hal ini kemungkinan responden orang dewasa lanjut usia di Kelurahan Sukalasana Kota Tasikmalaya tidak memiliki sindrom metabolik, sehingga hasil trombosit masih dalam rentang normal. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Fase Menopause Tabel 4.4 Distribusi Pemeriksaan Trombosit Pada Wanita Menopause Berdasarkan Lama Tidak Haid Responden No Lama Tidak Haid (Tahun) Frekuensi (N) Persentase (%) 1 2 12 60 2 3 5 25 3 4 1 5 4 5 1 5 5 6 1 5 Jumlah 20 100 Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa lama tidak haid yang dialami responden yaitu 2 tahun dengan jumlah responden sebanyak 12 (60%), usia 3 tahun dengan jumlah responden sebanyak 5 (25%), usia 4 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1 (5%), usia 5 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1 (5%), usia 6 tahun dengan jumlah responden sebanyak 1 (5%). Lama tidak haid ini untuk menentukan fase apakah yang sedang di alami responden. Menurut Yulizawati & Marzatia (2022) dalam buku “Mengenal Fase Menopause”, Pascamenopause adalah fase dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan setelah menopause. Jadi responden wanita di Kelurahan Sukalaksana Kota Tasikmalaya 100% responden sedang berada pada fase pasca menopause, serta memiliki gejala-gejala menopause seperti semburan panas dari dada hingga wajah, keringatan di malam, dan insomnia. Pada wanita, penurunan kadar progesteron dan estrogen dapat menyebabkan sejumlah gejala yang mengganggu seperti rasa panas pada vasomotor, keringat malam, dan insomnia. Menopause juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular dan gangguan metabolisme serta peningkatan risiko osteoporosis dan patah tulang. Meskipun trombosit merupakan faktor kunci dalam hemostatis dan trombosis, dampak pengobatan hormonal terhadap reaktivitas trombosit masih kurang dijelaskan (Dupuis et al., 2019). 3. Hasil Pemeriksaan Jumlah Trombosit Tabel 4.5 Distribusi Hasil Pemeriksaan Trombosit Responden No Interpretasi Hasil Frekuensi (N) Persentase (%) 1 Rendah 0 0 2 Normal 20 100 3 Tinggi 0 0 Jumlah 20 100 Pada tabel diatas didapatkan hasil distribusi frekuensi, dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil dari 20 orang responden, sebanyak 20 orang (100%) mempunyai nilai trombosit yang normal, dengan nilai normal yaitu 150.000 - 450.000 sel/mm3. Menurut penelitian Anna Maria Butkiewicz et al., (2006) dan Kulkarni & Hiremath (2019), yaitu jumlah trombosit lebih rendah dan bahwa perubahan hematologi pada wanita pascamenopause jumlah trombosit yang lebih rendah pada wanita setelah menopause dibandingkan pada wanita muda mungkin disebabkan oleh penurunan konsentrasi estrogen. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, karena hasil pada wanita menopause rentang usia 45 - 55 tahun di Kelurahan Sukalaksana Kota Tasikmalaya memiliki hasil jumlah trombosit di rentang yang normal yaitu 150.000 - 450.000 sel/mm3. Hal ini terjadi karena responden wanita menopause di Kelurahan Sukalaksana Kota Tasikmalaya menurut hasil kuisoner secara dominan berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat, sehingga kadar hormon estrogen nya masih bagus dan hasil jumlah trombosit pun masih dalam rentang yang normal. Untuk hasil pemeriksaan trombosit di dukung dengan adanya hasil kuisoner. Berdasarkan hasil kuisoner, secara dominan hasil pemeriksaan responden tidak dipengaruhi oleh makanan/ minuman/ suplemen yang dapat meningkatkan atau menurunkan jumlah trombosit. Untuk item “riwayat serangan jantung” sebanyak 20 (100%) responden menjawab Tidak, yang berarti responden tidak mengonsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu hasil jumlah trombosit. Untuk item “konsumsi obat” sebanyak 7 (35%) responden menjawab Ya. Salah satu obat yang di konsumsi responden yaitu Paracetamol. Menurut penelitian E Munsterhjelm, TT Niemi , Wahai Ylikorkala , M Silvanto , PH Rosenberg menyatakan bahwa parasetamol dosis tinggi menyebabkan penghambatan trombosit sehingga dapat meningkatkan resiko pendarahan bedah. Responden yang meminum obat, tidak mengganggu hasil jumlah trombosit, kemungkinan obat yang di konsumsi tidak dalam dosis tinggi. Obat lain yang di konsumsi responden bukan termasuk obat pengencer darah seperti aspirin, tiklopidin, warfarin, dan lain-lain. Obat pengencer darah mengganggu mekanisme pembekuan normal tubuh untuk menghentikan aliran darah di lokasi cedera jaringan. Antikoagulan bekerja dengan menghambat protein darah untuk memperpanjang waktu yang dibutuhkan dalam membentuk gumpalan darah. Obat antiplatelet mencegah sel darah yang disebut trombosit saling menyatu dan membentuk gumpalan. Kedua jenis obat ini efektif untuk mencegah pembentukan gumpalan atau menghentikan pertumbuhan gumpalan (Departemen Kesehatan, 2021), reaksi tersebut menyebabkan kadar trombosit turun atau disebut trombositopenia. Untuk item “merokok” responden DS 18 menjawab Ya. Dampak merokok pada tubuh akan merangsang sistem hematopoietik khususnya sumsum tulang sehingga menimbulkan respon inflamasi sistemik dan menurunkan jumlah trombosit (Assa et al., 2019). Tetapi hasil pemeriksaan menunjukkan jumlah trombosit nya 192.000 sel/mm3 memiliki hasil jumlah trombosit masih dalam rentang normal, namun hasil lebih rendah bila dibandingkan dengan responden yang tidak merokok. Hasil yang normal itu kemungkinan responden tidak merokok secara berlebihan. Gangguan trombosit disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi, peningkatan resiko gangguan trombosit bisa di akibatkan karena usia, genetik, obat-obatan, dan kebiasaan gaya hidup contohnya alkohol dan produk tembakau dapat menyebabkan produksi trombosit lebih sedikit dari biasanya. Untuk menurunkan risiko ini dengan menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat seperti berhenti merokok dan tidak minum terlalu banyak alkohol dapat membantu mencegah rendahnya jumlah trombosit (National Heart, Lung and Blood Institute, 2022). Mekanisme perkembangan trombosit pada orang normal melibatkan beberapa tahapan dalam sumsum tulang yang disebut megakariosit. Megakariosit melepaskan trombosit melalui serangkaian peristiwa biologis sel. Selama pematangan, megakariosit menjadi poliploid (dengan banyak inti) dan mengakumulasi sejumlah besar protein dan membran. Kemudian, dalam proses yang digerakkan oleh sitoskeletal, sel-sel tersebut memperluas proses pencabangan yang panjang disebut proplatelet, ke dalam pembuluh darah sinusoidal di mana sel-sel tersebut mengalami pembelahan untuk melepaskan trombosit. Trombosit terbentuk secara selektif di ujung proplatelet. Dengan cara ini, trombosit yang diperlukan untuk pembekuan darah dilepaskan ke dalam aliran darah (Machlus & Italiano, 2013). Kadar hormon estrogen pada wanita memang akan berkurang secara alami seiring bertambahnya usia. Ketika menopause sudah terjadi, ovarium mengalami penurunan fungsi dan tidak lagi memproduksi estrogen. Menurut penelitian Dupuis (2019) menyatakan bahwa estrogen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap fungsi trombosit. Oleh karena itu, kemungkinan hormon estrogen tidak mempengaruhi secara langsung jumlah trombosit, tetapi sangat penting bahwa peningkatan kejadian risiko penyakit kardiovaskular selama dan setelah menopause dapat berdampak pada pembentukan trombosis (gumpalan darah) dan peran trombosit dalam pembekuan darah. Wanita yang telah menopause harus tetap memperhatikan kesehatan kardiovaskular dengan mengikuti gaya hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, dan menjaga kesehatan. Penutup Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil jumlah trombosit pada 20 orang (100%) responden wanita menopause di Kelurahan Sukalaksana Kota Tasikmalaya rentang usia 45 - 55 tahun dengan menggunakan metode otomatis yaitu normal. Ucapan Terima Kasih Penelitian ini tidak akan berjalan tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih banyak atas saran dan masukan yang telah diberikan oleh Ibu/Bapak Dosen Prodi Teknologi Laboratorium Medik, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Bakti Tunas Husada, Bapak dan Mamah saya, Keluarga, serta rekan-rekan seperjuangan. Daftar Pustaka Ade Rosmuflichah, A. (2021). Perbedaan Hasil Pemeriksaan Indeks Eritosit Menggunakan Hematology Analyzer Teknologi VCS (Volume, Conductivity And Laser Light Scattering) Dan Teknologi RF/DC (Radio Frequency/Direct Current). Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Andika, A., & Puspitasari. (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Hematologi. UMSIDA Press. Anna Maria, B., Kemona, H., Dymicka-Piekarska, V., & Matowicka-Karna, J. (2006). Apakah menopause mempengaruhi trombositopoiesis dan aktivasi trombosit? PubMed Central, 63(12):129. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17642142/ Assa, E. K., Engka, J. N. A., & Marunduh, S. R. (2019). Pengaruh Merokok terhadap Kadar Trombosit Mahasiswa Universitas Sam Ratulangi. Jurnal E-Biomedik, 7(1), 55–60. https://doi.org/10.35790/ebm.7.1.2019.23533 Departemen Kesehatan. (2021). Obat Antikoagulan dan Antiplatelet Pengobatan dengan Pengencer Darah. Departemen Kesehatan, 9. Dupuis, M., Severin, S., Noirrit-Esclassan, E., Arnal, J. F., Payrastre, B., & Valéra, M. C. (2019). Effects of estrogens on platelets and megakaryocytes. International Journal of Molecular Sciences, 20(12), 1–10. https://doi.org/10.3390/ijms20123111 Kulkarni, M., & Hiremath, S. (2019). Hematological changes in postmenopausal women. National Journal of Physiology, Pharmacy, and Pharmacology, 9(3), 248–250. https://doi.org/10.5455/njppp.2019.9.0101515012019 Machlus, K. R., & Italiano, J. E. (2013). The incredible journey: From megakaryocyte development to platelet formation. Journal of Cell Biology, 201(6), 785–796. https://doi.org/10.1083/jcb.201304054 National Heart Lung and Blood Institute. (2022). PLATELET DISORDERS. https://www.nhlbi.nih.gov/health/platelet-disorders/causes Roma, P., & Ishwarlal, J. (2023). Aterosklerosis. PubMed Central. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507799/ Stachenfeld, N. S. (2014). Hormonal changes during menopause and the impact on fluid regulation. Reproductive Sciences, 21(5), 555–561. https://doi.org/10.1177/1933719113518992 Wahyu, H., Tantri Analisawati, S., Linda, W., & Retno, S. (2022). Perbedaan Jumlah Trombosit Menggunakan Antikoagulan K3EDTA dengan Volume Sampel Berbeda pada Karyawan Puskesmas Wanadadi 1 Kab. Banjarnegara. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(10), 3677–3681. WHO. (2022). Menopause. WHO. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/menopause Yang, X. J., Zhang, L. Y., Ma, Q. H., Sun, H. P., Xu, Y., Chen, X., & Pan, C. W. (2020). Platelet parameters in chinese older adults with metabolic syndrome. Endocrine Connections, 9(7), 696–704. https://doi.org/10.1530/EC-20-0209 Yulizawati, & Marzatia, Y. (2022). Mengenal fase menopause. Indomedia Pustaka.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: KTI DIII-Analis Kesehatan/TLM
Divisions: Prodi Analis Kesehatan
Depositing User: A.Md.A.K DERISA SUCI
Date Deposited: 23 Aug 2024 06:14
Last Modified: 23 Aug 2024 06:14
URI: https://repository.universitas-bth.ac.id/id/eprint/3402

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item