Wardatunisa, Rania (2025) IMPLEMENTASI TERAPI NEBULIZER UNTUK MENGATASI BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA. Diploma thesis, Universitas BTH Tasikmalaya.
![]() |
Text (cover dan abstrak)
COVER DAN ABSTRAK.pdf Download (166kB) |
![]() |
Text (bab I-V)
BAB I-V.pdf Restricted to Repository staff only Download (536kB) | Request a copy |
![]() |
Text (daftar pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (127kB) |
Abstract
Program Studi D III Keperawatan Universitas Bakti Tunas Husada Jl. Mashudi No.20 Tasikmalaya *e-mail korespondensi: tetiagustin@universitas-bth.ac.id Nomor handphone: 08567004574 ABSTRAK Latar belakang Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan masalah umum yang sering dialami pasien tuberkulosis paru, ditandai dengan penumpukan sekret, sesak napas, dan suara napas tambahan. Salah satu intervensi yang digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah terapi nebulizer yang bekerja dengan cara mengantarkan obat langsung ke saluran pernapasan. Obat yang digunakan dalam terapi nebulizer umumnya bersifat mukolitik, yaitu membantu mengencerkan dahak atau sekret yang kental, sehingga lebih mudah dikeluarkan melalui mekanisme batuk atau drainase postural.Tujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan terapi nebulizer dalam mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien tuberkulosis paru. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif. ubjek penelitian terdiri dari dua pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru dan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif. Terapi nebulizer dilakukan selama tiga hari dengan dosis Combivent 2,5 ml, durasi 10–15 menit, dan frekuensi 2–3 kali sehari. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil Sebelum terapi, kedua subjek menunjukkan tanda-tanda bersihan jalan napas tidak efektif seperti peningkatan produksi sputum, ronkhi, dispnea, serta pola dan frekuensi napas yang tidak normal. Setelah tiga hari terapi, terjadi penurunan gejala yang signifikan: sputum dan ronkhi menurun, pola napas menjadi lebih teratur, serta frekuensi napas membaik. Kesimpulan Terdapat perubahan pada kondisi bersihan jalan napas tidak efektif setelah diberikan terapi nebulizer selama tiga hari pada pasien tuberkulosis paru. Kata kunci: bersihan jalan napas tidak efektif, terapi nebulizer, tuberkulosis paru
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | KTI DIII-Keperawatan |
Divisions: | Prodi Keperawatan |
Depositing User: | A.Md.Kep. Rania Wardatunisa |
Date Deposited: | 09 Sep 2025 05:34 |
Last Modified: | 09 Sep 2025 05:34 |
URI: | https://repository.universitas-bth.ac.id/id/eprint/4632 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |